Empat
keterampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, menulis memiliki
hubungan yang sangat erat meskipun masing-masing memiliki ciri tertentu.
Karena ada hubungan yang sangat erat ini, pembelajaran dalam satu jenis
keterampilan sering meningkatkan keterampilan yang lain. Misalnya pembelajaran
membaca, di samping meningkatkan keterampilan membaca dapat juga meningkatkan
keterampilan menulis. Contoh lain belajar menemukan ide-ide pokok dalam
menyimak juga meningkatkan kemampuan menemukan ide-ide pokok dalam membaca,
karena kegiatan berpikir baik dalam memahami bahasa lisan maupun bahasa
tertulis pada dasarnya sama
Dalam
proses komunikasi, semua aspek keterampilan berbahasa, baik lisan maupun
tertulis penting. Pengalaman merupakan dasar bagi semua makna yang disampaikan
dan yang dipahami dalam bahasa tertentu. Anak yang memiliki pengalaman
berbahasa yang cukup luas akan dapat mengungkapkan maksudnya dan memahami
maksud orang lain dengan mudah.
Kemampuan
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis semua bergantung pada kekayaan kosa
kata yang diperlukan untuk berkomunikasi yang dimiliki oleh seseorang. Selain
itu kemampuan berbahasa juga memerlukan kemampuan menggunakan kaidah bahasa.
1. Keterkaitan antara Keterampilan
Menyimak dan Keterampilan Berbicara
Menyimak
dan berbicara merupakan keterampilan yang saling melengkapi, keduanya saling
bergantung. Tidak ada yang perlu dikatakan jika tidak ada seorang pun yang
mendengarkan, dan meskipun mungkin kita dapat menyimak nyanyian atau doa,
komunikasi yang diucapkan merupakan hal utama yang perlu disimak. Menyimak dan
berbicara, merupakan keterampilan berbahasa lisan. Keduanya membutuhkan
penyandian dan penyandian kembali simbol- simbol lisan.
Pada
dasarnya bahasa yang digunakan dalam percakapan dipelajari lewat menyimak dan
menirukan pembicaraan. Anak-anak tidak hanya menirukan pembicaraan yang
mereka pahami, tetapi juga mencoba menirukan hal-hal yang tidak mereka
pahami. Kenyataan ini mengharuskan orang tua dan guru menjadi model berbahasa
yang baik, supaya anak-anak tidak menirukan pembicaraan yang memalukan atau tidak
benar (Ross dan Roe, 1990: 11).
2. Keterkaitan antara
Keterampilan Menyimak dan Keterampilan Membaca
Menyimak
dan membaca merupakan keterampilan reseptif. Keduanya memungkinkan seseorang
menerima informasi dari orang lain. Baik dalam menyimak maupun dalam membaca
dibutuhkan penyandian simbol-simbol ; menyimak bersifat lisan sedangkan
membaca bersifat tertulis.
Penyandian
kembali simbol-simbol lisan (menyimak) hanya melibatkan satu tingkat
pemindahan, yaitu dari bunyi ke pengalaman yang menjadi sumbernya. Misalnya
ketika seorang anak menyimak kalimat “Nanti Ibu belikan bola”, anak
mengubungkan dengan alat permainan yang digunakan untuk bermain sepak bola,
sehingga dapat memahami arti kata bola yang disimaknya. Penyandian kembali
simbol-simbol tertulis (membaca) melibatkan dua tingkat pemindahan, yaitu
dari simbol tertulis ke simbol lisan, selanjutnya ke pengalaman yang menjadi
sumbernya. Ketika membaca bola, anak mengucapkan atau mengucapkan dalam
hati kata tersebut. Selain itu menghungkannya dengan benda yang digunakan untuk
bermain sepak bola. Oleh karena itu keterampilan menyimak bagus untuk
mengembangkan kesiapan membaca, karena menyimak memerlukan proses mental yang
sama dengan membaca, kecuali pada tingkat penyandiannya.
Mengajar
anak-anak menangkap ide-ide pokok, detail, urutan, hubungan sebab akibat,
mengevaluasi secara kritis, dan menangkap elemen-elemen lain dari pesan-pesan secara lisan dapat mempengaruhi kemampuan anak-anak membaca guna
menangkap elemen-elemen yang sama seperti ketika mereka menyimak. Penambahan
sebuah kata dalam kosa kata yang disimak anak-anak meningkatkan kemungkinan
mereka dapat menafsirkan arti kata tersebut jika mereka membacanya (Ross dan
Roe, 1990: 12). Contoh, seorang anak yang dapat memahami kata “bermain” ketika
menyimak cerita gurunya, juga dapat memahami ketika menjumpai kata tersebut
dalam bacaan.
3.
Keterkaitan
antara Keterampilan Menyimak dan Keterampilan Menulis
Sewaktu
menulis, seseorang butuh inspirasi, ide, atau informasi untuk tulisannya. Hal
ini dapat diperoleh dari berbagai sumber, sumber tercetak seperti buku,
majalah, surat kabar, jurnal atau laporan. Sedangkan dari sumber tak tercetak
seperti radio, televisi, ceramah, pidato, wawancara, diskusi dan obrolan. Jika
dari sumber tercetak informasi itu diperoleh dengan membaca, maka dari sumber
tak tercetak diperoleh informasi itu dengan menyimak.
Di
dalam perkuliahan, seorang mahasiswa membuat saat dia menyimak penjelasan
dosen. Demikian halnya seorang penulis, dia harus pandai-pandai menyimak suatu
informasi yang baru sebagai bahan tulisannya. Melalui menyimak suatu informasi
yang baru sebagai bahan tulisannya. Melalui menyimak ini penulis tidak hanya
memperoleh idea tau informasi untuk tulisannya, tetapi juga menginspirasi tata
saji dan struktur penyampaian lisan yang menarik hatinya, yang akan berguna
untuk aktifitas menulisnya (Suparno, 2004 : 1.7).
Nama : Novi Sardadevi
BalasHapusNIM : A1C313009
Mengapa menyimak dan membaca merupakan keterampilan reseptif ? Jelaskan !
Nama : Refky Agusfianor
HapusNIM : A1C313045
Reseptif dapat diartikan "bersifat menerima". Kami mengatakan bahwa menyimak dan membaca merupakan keterampilan reseptif karena kedua hal tersebut bersifat menerima informasi. Antara membaca dan menyimak memiliki perbedaan yaitu, menyimak merupakan kegiatan memperoleh informasi melalui suara yang didengar, sedangkan membaca melalui tulisan.